Setelah peluncuran satelit Telkom-3S tak jadi di kuartal keempat pada tahun 2016 lalu, dikabarkan bahwa peluncuran Satelit Telkom-3S ini tinggal menunggu waktu saja. Di jelaskan oleh Direktur Network IT & Solution Telkom, Abdus Somad Arief, Telkom 3S rencananya akan diluncurkan pada 15 Februari pukul WIB. Sampai di titik orbit diperkirakan antara 10 hari hingga 15 hari. Kita ketahui bersama, Telkom-3S adalah satelit komunikasi geostasioner milik Indonesia. Satelit Geostasioner adalah Satelit buatan yang ditempatkan pada posisi diatas equator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan informasi, satelit Telkom-3S akan membawa 49 transponder, lebih banyak dibanding satelit Telkom 1 yang membawa 36 transponder dan satelit Telkom 2 dengan 24 transponder Dalam hal biaya pembuatan dan satelit peluncurnya, pihak Telkom mengeluarkan dana hingga USD 250 juta dimana dibuat oleh dua perusahaan prancis yaitu Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit launcher. Setelit Telkom-3S merupakan satelit keempat milik Telkom setelah Telkom-1, Telkom-2, dan Telkom-3 Telkom-3 gagal mencapai orbit dimana nantinya akan ditempatkan pada slot orbit 118 derajat bujur timur BT yang sebelumnya ditempati oleh satelit Telkom 2. Kemudian, satelit Telkom 2 yang masih aktif hingga 2022 akan dialihkan ke slot orbit 157 BT. Akhirnya kita tunggu saja, channel apa saja yang akan menghiasi pada satelit Telkom 3S.
JAKARTA- riautribune : Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu (15/2/2016) pagi waktu Jakarta.
› Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu 15/2 pagi waktu Jakarta. Kini, satelit itu berada di orbit transfer. Secara bertahap, satelit akan dibawa ke orbit geostasioner, menjalani uji di orbit, hingga akhirnya siap beroperasi dua bulan 3S adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia Telkom. Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S. Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur BT atau di atas Selat Makassar. Sejak 2005, kapling itu ditempati satelit Telkom 2. Selanjutnya, Telkom 2 akan digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasifik."Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan, Teknologi Informasi, dan Solusi PT Telkom Abdus Somad Arief, Jumat 3/2, di Jakarta. Optimalisasi itu diperlukan karena izin satelit untuk kapling 118 derajat BT dari Persatuan Telekomunikasi Internasional ITU untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun, Telkom 2 hanya punya 24 transponder C-band standar. Jika tak dipakai semua, izin itu bisa dicabut dan diserahkan ke negara lain yang memenuhi ketentuan ITU itu sudah dilakukan PT Telkom. Pada 6 Agustus 2012, satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Namun, peluncuran gagal dan satelit tak mencapai orbit. Jadi, PT Telkom mengganti dengan Telkom 3S. Untuk itu, Telkom 3S dirancang memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended, 4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended. Karena transponder extended memiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, Telkom 3S mempunyai 49 transponder ekuivalen C-band tambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda lagi, transponder Ku-band punya daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Jadi, layanan ke pelanggan, seperti untuk akses internet atau siaran televisi rumah tangga, bisa lebih masif. Kelemahannya, transponder Ku-band lebih tak tahan hujan dibandingkan C-band. Namun, layanan internet pada kondisi itu bisa teknologiSatelit pertama yang dioperasikan PT Telkom ialah satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976, saat perusahaan itu bernama Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel. Itu adalah satelit pertama milik Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia negara ketiga di dunia yang punya satelit komunikasi domestik setelah Kanada dan Amerika Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko mengatakan, selama lebih dari 40 tahun penggunaan satelit telekomunikasi domestik di Indonesia, fungsi satelit masih sama, sebagai media komunikasi jarak jauh. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil, satelit jadi solusi menghubungkan semua area meski kini ada fiber optik."Bedanya, kapasitas transponder satelit jauh lebih besar," katanya. Palapa A1 hanya memiliki 12 transponder. Kini, satu satelit bisa memiliki 60 transponder. Peningkatan jumlah transponder itu disebabkan satelit masa kini bisa membawa generator listrik lebih besar untuk mencatu daya berbagai muatan, termasuk transponder. Ke depan, transponder yang dibawa satelit bisa lebih banyak. Namun, kian banyak transponder akan membuat satelit makin berat sehingga biaya peluncurannya kian mahal. Dari aspek bisnis, hal itu tak efisien. Di masa lalu, satelit harus berputar bak gasing agar stabil. Pola pergerakan itu membuat bentuk satelit selalu tabung dan antena berada di kepala satelit. Repotnya, bentuk tabung membuat dimensi satelit terbatas sehingga daya muat satelit lebih terbatas. "Sejak 1990-an mulai dikenalkan bentuk satelit kotak," kata Dani. Satelit tak lagi berputar karena yang berputar adalah komponen kecil dalam satelit. Dimensi lebih besar membuat kapasitas satelit membesar dan banyak perangkat elektronik bisa dibawa. Bentuk itu membuat antena tak hanya bisa dipasang di kepala, tetapi juga di sisi timur dan barat satelit. Di sisi utara-selatan ada panel itu, pengendalian satelit kini lebih banyak dengan sistem otomatis sehingga tak butuh banyak petugas pengendali. Berkembangnya teknologi digital membuat perlakuan sinyal lebih mudah karena suara, data, atau video diperlakukan sama sebagai lain yang menguntungkan ialah umur satelit makin panjang. Palapa A1 hanya berusia tujuh tahun. Kini, sejumlah satelit mampu beroperasi sampai 20 tahun. Pertambahan umur hidup satelit itu karena sistem dan teknologi pengendalian satelit makin baik dan tangki bahan bakar yang bisa dibawa satelit kian tantangan terbesar Indonesia adalah mampu membuat satelit secara mandiri. Meski sudah 18 satelit telekomunikasi dimiliki Indonesia, semuanya dibeli dari negara lain. Padahal, kebutuhan satelit Indonesia terus bertambah. Teknologi satelit bersifat terbuka, bisa dikuasai negara mana pun, tak setertutup teknologi roket. "Indonesia mampu membuat satelit mandiri," kata Dani. Perekayasa Indonesia baru mampu membuat satelit mikro. Pembuatan satelit telekomunikasi amat mungkin dilakukan dan direncanakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, tetapi itu butuh dukungan kuat pemerintah, badan usaha milik negara, dan semua elemen bangsa.
SatelitTelkom-3 diluncur - kan pada 7 Agustus 2012 dari bandar antariksa milik Rusia, Kosmodrom Baikonur, di Ka - zakhstan. Satelit itu diluncur-kan bersama satelit Express MD-2 milik Rusia menggu - nakan roket peluncur Pro - ton-M. Gangguan pembakar - an di bagian atas roket yang disebut Briz-M (Breeze-M) membuat satelit gagal men - capai orbit.
Sepertidiketahui, untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelitnya dengan kontrak In Orbit Delivery (IOD), dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelitnya (launcher). Total, biaya untuk pembuatan satelit dan peluncuran ini memakan biaya USD 200 juta hingga USD 250 juta.
Pada2014, Telkom menggandeng perusahaan industri antariksa asal Prancis, Thales Alenia Space, untuk membuat satelit yang baru bernama Telkom-3S. Kontrak pengadaan satelit yang dilakukan antara Telkom dan Thales Alenia Space bernilai 199,7 juta dolar (sekitar Rp 2,7 triliun) yang ditandatangani pada Juli 2014.
D8rJ. 192 378 418 209 368 300 1 472 61
membuat satelit telkom 3s